Lima universitas di Indonesia memperoleh bantuan hibah mikroskop pemindai elektron dari Hitachi. Mikroskop pemindai elektron berfungsi untuk melakukan studi detail arsitektur permukaan sel dan mengamati obyek secara tiga dimensi.
Kelima universitas tersebut adalah Universitas Sumatera Utara di Medan, Universitas Kristen Indonesia di Jakarta, Universitas Padjajaran di Bandung, Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
“Bantuan dari Hitachi ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di Indonesia, dan dapat meningkatkan peran perguruan tinggi di Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, di Gedung Kemenkokesra, Jakarta, Kamis 4 Agustus 2011.
Agung mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman hayati serta flora dan fauna. Semua keanekaragaman itu, tuturnya, dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. Dalam rangka memaksimalkan potensi riset keanekaragaman hayati di Indonesia itulah, Agung menyambut positif bantuan hibah dari Hitachi untuk pemerintah Indonesia.
Direktur Utama Hitachi High Technology Singapura, Osamo Nakamura, menyatakan bahwa Tabletop Electron Microscope yang dihibahkan ini berbeda dengan Electron Microscope yang ada selama ini, karena Hitachi telah mengembangkan Electron Microscope yang dapat diletakkan di atas meja.
“Walaupun berukuran kecil, namun mudah digunakan dan memiliki kemampuan sangat tinggi. Niscaya ini merupakan Electron Microscope yang dapat dibanggakan di dunia,” ujar Nakamura. Menurutnya, sejak awal pengembangan produk tersebut, sampai sekarang telah terjual lebih dari 1.000 unit mikroskop di seluruh dunia.
Nakamura mengklaim, produk Hitachi ini meraih predikat penjualan terlaris di antara mikroskop elektron lain yang ada. “Semoga Tabletop Electron Microscope ini dapat mendukung pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi di Indonesia,” kata Nakamura. Namun pengiriman mikroskop tersebut, jelasnya, diperkirakan baru dapat dilakukan pada November 2011 mendatang. (eh)